Berita ❯ Kabupaten Pesisir Selatan
Menembus Isolasi Ngalau Gadang: Perjuangan Tim ITB Salurkan Bantuan di Puncak Bukit Pesisir Selatan
TVRI Sumatera Barat • Bencana Alam 20 Desember 2025 JAM 14:06:47 WIB

PESISIR SELATAN – Di balik perbukitan curam Kabupaten Pesisir Selatan, ratusan warga Desa Ngalau Gadang tengah berjuang bertahan hidup di tengah isolasi total. Sejak bencana longsor memutus akses utama, wilayah ini seolah terlupakan karena medan yang nyaris mustahil ditembus.
Hingga Kamis, 18 Desember 2025, Tim Tanggap Bencana Institut Teknologi Bandung (ITB) menjadi tim ketiga yang berhasil mencapai titik ini, membawa secercah harapan bagi warga yang selama ini menunggu bantuan.
Perjalanan menuju Ngalau Gadang digambarkan sebagai misi yang menguras fisik dan emosi. Tim yang terdiri dari dosen muda ITB, dokter muda Universitas Indonesia (UI), perawat Unand, dan dikawal personel TNI harus menempuh perjalanan tiga tahap.
Titik terakhir yang bisa dijangkau kendaraan hanyalah awal dari perjuangan sesungguhnya. Tim harus berjalan kaki melintasi jembatan setapak dan memanjat bukit dengan kemiringan ekstrem (mencapai 45 hingga 60 derajat) selama lebih dari satu jam di bawah ancaman tanah yang tidak stabil.
"Tim sempat hampir patah semangat karena medan yang berat, terperosok lumpur hingga mata kaki dan terpeleset berkali-kali. Namun, sambutan penuh suka cita dari lansia dan anak-anak di puncak menghapus semua rasa lelah itu,” ungkap salah seorang anggota tim kepada TVRI Sumbar.
Meski rumah warga secara fisik masih berdiri, kehidupan di Ngalau Gadang jauh dari kata baik-baik saja. Berdasarkan pemeriksaan medis yang dilakukan oleh dr. Intan dan dr. Aruni, ditemukan sejumlah masalah kesehatan serius akibat keterbatasan logistik dan sanitasi
Masalah kesehatan yang ditemukan diantaranya, penyakit kulit yang mulai mewabah di kalangan warga. ISPA dan batuk yang menyerang anak-anak dan lansia. Masalah pencernaan akibat terbatasnya akses air bersih dan nutrisi dan kesehatan umum (banyak warga terdeteksi mengalami tekanan darah rendah).
Selain itu, stok obat-obatan terutama untuk kategori anak-anak sangat terbatas, sementara bantuan dari pihak lain sulit masuk karena ketiadaan akses jalan.
Lokasi ini menjadi perhatian khusus tim ITB karena statusnya yang terisolir secara informasi dan fisik.
“Belum ada poster atau bendera institusi lain di sini. Ini indikasi kuat bahwa bantuan cenderung menumpuk di lokasi yang mudah dijangkau, sementara Ngalau Gadang yang sulit diakses justru terabaikan," tambahnya.
Momen haru pecah saat ketua tim memberikan sambutan. Isak tangis tak terbendung melihat kondisi 800 hingga 1.000 warga yang bertahan di sepetak tanah tidak rata tanpa sinyal telekomunikasi.
Selain bantuan medis dan logistik jangka pendek, Tim ITB menyoroti perlunya solusi teknologi untuk memulihkan akses jalan yang hancur. Meskipun secara ekonomi wilayah ini dianggap kurang signifikan oleh sebagian pihak, tim menegaskan bahwa kehidupan yang layak adalah hak setiap warga negara.
"Tanah di tepian sungai memang tidak stabil, tapi kami berharap ada teknologi yang bisa mengatasi kondisi terisolirnya warga ini. Kami mengajak berbagai pihak untuk berani menjangkau Ngalau Gadang," tuturnya.
Hingga saat ini, tim terus berkoordinasi untuk memastikan bantuan tahap selanjutnya dapat menembus jalur "puncak misteri" tersebut demi senyum kembali warga Ngalau Gadang.
Wartawan : Tio Furqan Pratama
Editor : REDAKSI PORTAL MEDIA BARU
❝❞ Komentar Anda
Berita Lainnya
Berita Terkini Seputar Sumatera Barat
Percepat Pemulihan Pascabencana, Satpol PP Padang Bersihkan Material Lumpur di Nanggalo dan Pauh
19 Desember 2025 JAM 05:14:29 WIB
Presiden Prabowo Turun ke Lembah Anai, Wagub Vasko Optimis Pemulihan Dipercepat
18 Desember 2025 JAM 21:27:42 WIB
Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar Lepas Kepulangan Presiden Prabowo Usai Tinjau Dampak Bencana
18 Desember 2025 JAM 18:40:46 WIB