Berita

Berita Seputar Sumatera Barat

BeritaKabupaten Kepulauan Mentawai

Hilang Dua Hari Akibat Kerusakan Mesin, 4 Nelayan Mentawai Kembali dengan Selamat

TVRI Sumatera BaratSeputar Sumbar 15 Desember 2025 JAM 20:31:17 WIB

MENTAWAI - Kantor Pencarian dan Pertolongan (Kansar) Mentawai menerima laporan kejadian kecelakaan kapal berupa perahu nelayan hilang kontak di Perairan Bitojat, Kecamatan Pagai Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Informasi awal diterima pada Minggu, 14 Desember 2025 pukul 15.45 WIB dari pelapor atas nama Miza yang merupakan istri salah satu survivor.

Berdasarkan laporan tersebut, perahu nelayan dengan 4 orang POB diketahui berangkat memancing dari Sikakap menuju Pulau Bitojat pada Senin, 1 Desember 2025.

Menurut keterangan pihak keluarga, Jumat, 12 Desember 2025 merupakan batas akhir ketersediaan logistik, sehingga kapal seharusnya telah kembali. Namun hingga Minggu, 14 Desember 2025, kapal dan seluruh POB belum kembali serta tidak dapat dihubungi, sehingga kejadian tersebut dilaporkan kepada Basarnas.

Perkiraan lokasi kejadian berada pada koordinat 3° 3’16”S – 100° 7’12”E, dengan jarak 69 Nautical Mile (NM) radial 152° dari Pelabuhan Tuapejat Mentawai, serta estimasi waktu tempuh sekitar 5 jam.

Setelah Tim SAR melakukan pencarian pada Area pencarian yang diplotting, pada pukul 17.30 WIB, pihak keluarga menginformasikan bahwa para survivor telah berhasil melakukan komunikasi dan diketahui kapal beserta seluruh POB berada dalam kondisi selamat. 

Survivor mengatakan, setelah upaya memperbaiki mesin kapal yang rusak di Perairan Sikakap, dan mendapatkan jaringan telepon, ia mengabarkan pihak keluarga dan petugas bahwasanya mereka dalam perjalanan menuju Dermaga Sikakap.

Tim Rescue Kansar Mentawai selanjutnya bergerak dan tiba serta sandar di Pelabuhan Sikakap pada pukul 21.00 WIB untuk memastikan seluruh survivor dalam keadaan selamat.

Pada pukul 21.25 WIB, kapal nelayan beserta keempat survivor tiba di Dermaga TPI Sikakap dalam kondisi aman dan selamat. Berdasarkan keterangan survivor, diketahui bahwa mereka mengalami kerusakan mesin kapal yang menyebabkan hilang kontak selama kurang lebih dua hari di laut. Setelah dilakukan perbaikan mesin secara mandiri, mesin kapal kembali dapat dihidupkan dan para survivor langsung menuju pelabuhan.

Seluruh survivor kemudian diserahkan kepada pihak keluarga pada pukul 21.35 WIB, dilanjutkan dengan pelaksanaan debriefing operasi SAR pada pukul 21.40 WIB. Operasi SAR diusulkan untuk dihentikan sementara dan direncanakan akan ditutup secara resmi keesokan harinya setelah tim rescue kembali ke pangkalan di Pelabuhan Tuapejat.

Keempat survivor yang berhasil kembali dengan selamat masing-masing atas nama Efwinsyah (45), Reza Septiawansyah (15), Amir Mahmud (52), dan Kamarudin (63).

Kapal yang digunakan merupakan perahu kayu nelayan dengan panjang sekitar 9 meter, berwarna merah hijau, dan menggunakan mesin dompeng.

Dalam pelaksanaan operasi SAR ini, Kansar Mentawai mengerahkan satu unit Rigid Inflatable Boat (RIB) 02 sebagai alat utama pendukung operasi. Operasi SAR turut melibatkan Tim Rescue Kansar Mentawai, serta didukung oleh unsur Polsek Sikakap dan Koramil Sikakap dalam koordinasi dan pengamanan di wilayah pelabuhan.

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Mentawai, Benteng Hilton Telaumbanua, menyampaikan apresiasi atas keberhasilan operasi SAR dan koordinasi seluruh pihak.

“Kami bersyukur seluruh survivor ditemukan dalam keadaan selamat. Kejadian ini menjadi pengingat penting bagi para nelayan agar selalu memastikan kondisi kapal, mesin, dan radio pemancar mara bahaya sebelum melaut. Kami juga mengapresiasi peran aktif keluarga dan dukungan seluruh unsur yang terlibat dalam pemantauan kejadian ini,” ujar Benteng Hilton Telaumbanua.

Kantor SAR Mentawai mengimbau kepada seluruh nelayan dan pengguna transportasi laut agar selalu mengutamakan keselamatan serta segera melaporkan apabila terjadi kecelakaan kapal di laut.

Wartawan : Tio Furqan Pratama
Editor : REDAKSI PORTAL MEDIA BARU


❝❞ Komentar Anda

Berita Lainnya

Berita Terkini Seputar Sumatera Barat