Berita

Berita Seputar Sumatera Barat

BeritaKabupaten Kepulauan Mentawai

PERMINTAAN AKSESORIS MENINGKAT JELANG FPM

TVRI Sumatera BaratEkonomi 25 September 2023 JAM 06:00:00 WIB

Salah satu pengrajin aksesoris tradisional Mentawai Aron Tasirikeru mengaku, penjualan aksesoris mengalami peningkatan hingga 50 persen sejak dikeluarkannya surat  edaran bupati untuk mengenakan busana tradisional mentawai pada hari ulangtahun kemerdekaan ri agustus lalu, hingga menjelang event festival Pesona Mentawai. Omset paling tinggi mencapai empat juta rupiah sekali penjualan. Aksesoris yang paling laris diantaranya hiasan kepala yang disebut tetekuk, kemudian inu atau kalung, dan luwat atau ikat kepala yang habis terjual puluhan hingga ratusan. Satu set hiasan kepala atau tetekuk ia jual dengan harga 550 ribu rupiah. Harganya mengalami kenaikan 20 ribu rupiah dikarenakan tingginya orderan jelang fpm sehingga perlu menambah personil. Selanjutnya, luwat atau ikat kepala dijual dengan harga 200 ribu hingga 300 ribu rupiah. Kemudian, inu atau kalung dijual 8 ribu rupiah  per untainya. Selanjutnya, lailai tenga atau ikat pinggang wanita dijual 250 ribu hingga 350 ribu rupiah. Lekkau atau gelang untuk lengan dijual 100 ribu hingga 200 ribu rupiah. Kemudian, sabok atau penutup aurat pria dijual 150 ribu rupiah, tuddak atau kalung dari manik-manik kayu 100 ribu rupiah. Sementara itu kabit hanya untuk disewakan. Aron menambahkan, kini pengerjaan aksesoris melibatkan 10 orang setiap harinya, dari  sebelumnya 7 orang. Awalnya ia terinspirasi membuat aksesoris mentawai karena mahalnya biaya sewa aksesoris dan busana dari tempat yang berbeda saat akan menampilkan atraksi tarian mentawai. Sehingga pada tahun 2021 ia mulai membuat aksesoris mentawai yang bisa disewakan dan mendapatkan penghasilan. Dengan semakin banyaknya peminat, aksesoris tersebut mulai ia jual dan dipromosikan melalui sosial media.

Wartawan : KORNELIA SEPTIN RAHAYU
Editor : REDAKSI PORTAL MEDIA BARU


❝❞ Komentar Anda

Berita Lainnya

Berita Terkini Seputar Sumatera Barat